Nabi saw. bersabda:
“Ada dua perkara yang tiada sesuatu pun melebihi keunggulannya, yaitu: Iman kepada Allah dan membuat manfaat untuk kaum muslimin.”
Nabi saw. bersabda: .
“Barangsiapa bangun di pagi hari tidak berniat aniaya kepada seseorang, maka diampuni dosanya yang dia perbuat. Dan-barangsiapa bangun di pagi hari dengan niat menolong orang yang dianiaya dan mencukupi kebutuhan orang muslim, maka memperoleh pahala seperti pahala haji mabrur.”
Nabi saw. bersabda lagi:
“Hamba-hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia, perbuatan yang paling utama ialah memasukkan (menghadirkan) rasa senang ke dalam hati orang mukmin berupa membasmi kelaparan, menyingkap kesulitan atau membayar utangnya. Dan dua hal yang tiada sesuatu pun melebihi jahatnya ialah menyekutukan Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin.”
Membahayakan orang-orang muslim dapat berupa membahayakan badan dan hartanya. Segala perintah Allah swt. mengacu pada dua perkara, yaitu mengagungkan Allah swt. dan kasih sayang kepada makhluk-Nya, sebagaimana firman Allah:
“Tunaikanlah salat dan bayarlah zakat”
“Hendaklah engkau bersyukur kepadaKu dan berterima kasih kepada kedua orangtuamu.”
Diriwayatkan dari Al-Qarni, beliau berkata: Aku bersua dalam suatu perjalananku dengan seorang pendeta, lalu aku bertanya kepadanya: Wahai, Pendeta! Perkara apakah yang menaikkan derajat seseorang?
Pendeta itu menjawab: Mengembalikan hak-hak orang lain yang dianiaya olehnya dan meringankan punggung dari tanggung jawab, karena amal perbuatan hamba tidak akan naik (ke sisi Tuhan), jika dia masih : mempunyai tanggungan atau dia berbuat zalim.
2. Dekat dengan Ulama dan Memperhatikan Nasihat Hukama
Nabi saw. bersabda:
“Hendaklah kalian bergaul dengan ulama dan mendengarkan ucapan hukama, karena Allah Ta’ala menghidupkan kembali hati yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana Dia menghijaukan tanah gersang dengan air hujan.”
Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat, sedang hukama adalah orangorang ahli hikmah. Dalam hadis ini hukama ialah ahli hikmah yang. mengetahui Dzat Allah Ta’ala, selalu tepat ucapan dan perbuatannya. Sedangkan ulama, adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya.
Dalam riwayat Ath-Thabrani dari Abi Hanifah disebutkan:
“Hendaklah kalian bergaul dengan para pemimpin, bertanyalah kalian kepada para ulama dan bergaullah kalian dengan hukama.”
Menurut riwayat lain:
“Bergaullah dengan ulama, bersahabatlah dengan. hukama dan bercampurlah dengan kubara.”
Ulama itu terbagi tiga, yaitu:
- Ulama, yaitu orang yang alim tentang hukum-hukum Allah swt., mereka berhak memberikan fatwa. .
- Hukama, yaitu orang-orang yang mengetahui Zat Allah saja. Bergaul dengan mereka ini membuat perangai menjadi terdidik, karena dari hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Allah dan rahasiarahasia) dan dari jiwa mereka membias sinar keagungan Allah.
- Kubara, yaitu orang yang diberi anugerah keduanya.
Nabi saw. bersabda:
------------
Dikutip dari : Kitab Nashoihul Ibad
Karya : Syekh Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi
Oleh : Murdiyanto
Ketua PAC GP. Ansor Watulimo
Masa Khidmah : 2018-2025 (4 Periode)
0 comments:
Posting Komentar